Keterampilan Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah kegiatan menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik, membedakannya secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna. Wijaya (1999:72-73) mengemukakan ciri-ciri berpikir kritis sebagai berikut :
1) Mengenal secara rinci bagian-bagian dari keseluruhan.
2) Pandai mendeteksi permasalahan.
3) Mampu membedakan ide yang relevan dengan yang tidak relevan.
4) Mampu membedakan fakta dengan fiksi atau pendapat.
5) Mampu mengidentifikasi perbedaan-perbedaan atau kesenjangan –kesenjangan informasi.
6) Dapat membedakan argumentasi logis dan tidak logis.
7) Mampu mengembangkan kriteria atau standar penilaian data.
8) Suka mengumpulkan data untuk pembuktian faktual.
9) Dapat membedakan diantara kritik membangun dan merusak.
10) Mampu mengidentifikasi pandangan perspektif yang bersifat ganda yang berkaitan dengan data.
11) Mampu mengetes asumsi dengan cermat.
12) Mampu mengkaji ide yang bertentangan dengan peristiwa dalam lingkungan.
13) Mampu mengidentifikasikan atribut-atribut manusia, tempat dan benda, seperti sifat, bentuk dan wujud, dan lain-lain.
14) Mampu mendaftar segala akibat yang mungkin terjadi atau alternalif pemecahan terhadap masalah, ide dan situasi.
15) Mampu membuat hubungan yang berurutan antara satu masalah dengan masalah lainnya.
16) Mampu menarik kesimpulan generalisasi dari data yang telah tersedia dengan data yang diperoleh dari lapangan.
17) Mampu menggambarkan konklusi dengan cermat dari data yang tersedia.
18) Mampu membuat prediksi dari informasi yang tersedia.
19) Dapat membedakan konklusi yang salah dan tepat terhadap informasi yang diterimanya.
20) Mampu menarik kesimpulan dari data yang telah ada dan terseleksi.
21) Mampu membuat interprestasi pengertian, definisi, reasoning dan isu yang kontroversial.
22) Sanggup memberikan pembuktian-pembuktian yang kondusif.
23) Mampu mengklasifikasi informasi dan ide.
24) Mampu menginterpretasikan dan menjabarkan informasi ke dalam pola atau bagan-bagan tertentu.
25) Mampu menginterpetasikan dan membuat flow charts.
26) Mampu menganalisis isi, unsur, kecenderungan, pola, hubungan, prinsip, promosi, dan bias.
27) Sanggup membuat reasoning berdasarkan persamaan-persamaan analog.
28) Mampu membandingkan dan mempertentangkan yang kontras.
29) Sanggup menditeksi bias atau penyimpangan-penyimpangan.
30) Terampil mengunakan sumber-sumber pengetahuan yang dapat dipercaya.
31) Mampu menginterpretasi gambar dan kartun.
32) Mampu menentukan hubungan sebab akibat.
33) Mampu membuat konklusi yang valid.
Selain itu, berpikir kritis adalah suatu kegiatan atau suatu proses menganalisis, menjelaskan, mengembangkan atau menyeleksi ide, mencakup mengkategorisasikan, membandingkan dan melawankan (contrasting), menguji argumentasi dan asumsi, menyelesaikan dan mengevaluasi kesimpulan induksi dan deduksi, menentukan prioritas dan membuat pilihan. Materi pelajaran keterampilan berpikir kritis menurut Wijaya (1999:81) mencakup hal-hal sebagai berikut :
1) Membedakan fakta yang dapat diuji dengan tuntutan nilai yang berlaku.
2) Membedakan informasi relevan dan tidak relevan, tuntutan atau alasan-alasannya.
3) Menentukan ketelitian fakta dari sebuah pernyataan.
4) Menentukan derajat kredibilitas sumber.
5) Mengidentifikasikan argumen yang bersifat ganda.
6) Mengidentifikasikan asumsi yang tidak dinyatakan.
7) Menditeksi penyimpangan-penyimpangan/bias.
8) Mengidentifikasi buah pikiran yang keliru agar menjadi logis.
9) Memperkenalkan ketertautan logis dalam reasoning.
10) Menentukan besarnya kekuatan argumentasi dan tuntutannya.
Lebih lanjut Ennis (1985) berpendapat bahwa berpikir kritis adalah cara berpikir yang masuk akal dan mendalam yang difokuskan untuk menentukan apa yang harus diyakini atau dilakukan. Menurut Moore dan Parker (Glatthorn, 1985:49) berpikir kritis adalah tindakan yang hati-hati yang bijaksana dalam memutuskan apakah keputusan/penilaian suatu fakta akan diterima, ditolak atau dibatalkan.
Selain itu berpikir kritis merupakan suatu manifestasi dari kegiatan berpikir yang terarah, dimana dalam prosesnya seseorang menentukan sesuatu sebelumnya kemudian pikiran tersebut diarahkan kepada suatu kegiatan berupa pemecahan masalah. Mc. Curdy (Sarwono, 1975) mengemukakan bahwa berpikir kritis adalah membuat keputusan atau pemilihan terhadap suatu keadaan.
Oleh karena itu, berpikir kritis tidak dimiliki seseorang tanpa suatu proses belajar, dimana dengan belajar dia dapat merubah diri yang tadinya belum mampu menjadi mampu melalui jangka waktu tertentu. Terdapat beberapa hambatan atau situasi yang membuat seseorang sulit untuk berpikir kritis, diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Keraguan apa yang ia pikirkan tidak dapat terlaksana.
2) Pikiran yang kita miliki tidak selaras dengan keinginan lingkungan.
3) Perbedaan kepentingan, ketika ada pertanyaan-pertanyaan dari orang lain.
4) Ketika terjadi sesuatu yang mengancam perasaan kita yang akhirnya kita merasa tidak mampu berpikir kritis.
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis tidak bisa hanya diceramahkan atau dijelaskan saja, akan tetapi harus banyak melatih dan mempraktekan keterampilan berpikir anak tersebut. Anita Harnadek yang dikutip oleh Zaleha Izhab Hasoubah (2003:90) menyatakan “critical thingking is a skill which must be practiced in order to develop effectively”. Jadi, untuk mengembangkan kemampuan berpikir termasuk berpikir kritis pada peserta didik, salah satu cara yang efektif adalah melalui latihan-latihan atau dipraktekkan.
Dengan demikian, guru PKn dalam proses pembelajarannya harus banyak memberikan latihan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik, misalnya latihan berdebat, latihan mengemukakan gagasan dan pendapat, latihan untuk mengkaji suatu problema sosial di masyarakat, latihan untuk memecahkan masalah, dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar